Diagnosa Penyakit Pada Ikan Nila dengan Forward Chaining Berbasis Website
Mendiagnosa penyakit Ikan Nila menggunakan Forward Chaining sebagai Sistem pendy
DOI:
https://doi.org/10.51903/juritek.v3i1.1282Keywords:
forward chaining, Ikan Nila, Sistem Pendukung KeputusanAbstract
Ikan nila adalah ikan jenis air tawar yang popular di Indonesia. Memiliki kandungan protein 3 kali lebih banyak dibandiang ayam atau sapi. Ikan nila dapat dibudidayakan dengan mudah, karena ikan nila dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan baru dengan baik. Sayangnya, jika perawatannya kurang benar ikan dapat terserang hama dan penyakit. Pengecekan berkala yang dilakukan oleh UPT BBI masih kurang efektif mengatasi masalah tersebut mengingat ikan dapat terserang hama dan penyakit sewaktu-waktu. Sehingga dibutuhkan sebuah system berbasis website untuk melakukan diagnose penyakit ikan nila untuk mengatasinya. Forward Chaining digunakan sebagai metode sistem pendukung keputusan yang cara kerjanya mencari fakta dari faktor pendukung untuk menuju suatu kesimpulan. Faktor pendukung berupa data pertanyaan, data hasil kesimpulan, data pencegahan, data pengobatandan data fakta/ciri penyakit yang dibuat dalam alur aturan system untuk kesimpulan diagnosa. Pengujian black box, validasi ahli media, validasi akurasi oleh pakar dan respon pengguna dilakukan untuk mengetahui apakah sistem diagnosa ikan nila ini layak digunakan
References
[2] M. Arifin, “Pertumbuhan dan Survisal Rate Ikan Nila (Oreochomis SP) Strain merah dan Strain Hitam yang dipelihara pada media bersalinitas,” Jurnal Ilmiah Universitas Batang Hari, 2016.
[3] R. Kusdarwati, R. Meles dan A. Ratnaningtyas, “Uji Aktifitas Anrifungi Ekstrak Daun Sirih(Piper Betle L) terhadap Saprolegma SP secara In Virus,” Jurnal Ilmiah Ikan dan Perikanan, vol. 5, 2013.
[4] M. Mulqan, S. El-rahmi dan I. Dewiyanti , “Pertumbuhan dan kelangsungan Bidup Benih Ikan Nila gesit (Oreochromis Nilocticus) pada sistem Akuaponik dengan jenis tanaman yang berbeda,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelaiutan dan Perikanan Unsyiah, 2017.
[5] Z. istiqomah, Variasi Ukuran Morfologi Serangga Akuatik Dominan di Empat Danau Kawasan Kampu IPB Dramag, Bogor, 2017.
[6] M. Basahudin, Panen Lele 2,5 bulan, Jakarta: Penebar Swadaya, 2009.
[7] S. Sutanto, Budi daya ikan lele, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007.
[8] E. Riwidharso, B. Alfarisi dan Rokhmani, “Morfologi dan Intensitas Trichopodina spp pada pemilik Ikan Nila (Ostoechilus Haselti) milik Balai Benih Ikan Kutasari Purbalingga Jawa Tengah,” dalam PROS SEMNAS MASY BOIDIV INDON, -, 2019.
[9] S. Agustina, “Identifikasi Parasit yang menginfeksi Benih Ikan Nila (Oreochomis SP) Strain Merah dan Stran Hitam yang dipelihara pada Media Bersalinitas,” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, vol. 16, no. 1, 2014.
[10] C. Ashari, R. Tumbol dan M. Kolopia, “Diagnosa Penyakit bakterial pada Ikan Nila (Oreochomis Niloticus) yang di Budidaya pada Jaring tancap,” Budidaya Perairan, vol. 2, no. 3, 2014.
[11] Rahmi, “Identifikasi Ektoparasit pada Ikan Nila 9Oreochromis Niloticus) yang dibudidayakan pada Tambak Kabupaten Maros,” Jurnal Budidaya Perairan, fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah makassar, 2012.
[12] U. Manurung dan A. gaghenggang, “identifikasi dan prevelensi Ektoparasit pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Kolam Budidaya Kampung Hung, kecamatan manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe,” Jurnal Budidaya Perairan, vol. 4, no. 2, 2016.
[13] B. Wilson, “The AI Dictionary Retrieved,” UNSW Engineering, 25 June 2012. [Online]. Available: http://www.ese.unsw.edu.au/~billw, 2011. [Diakses 2021].
[14] J. durkin, Expert System Design and Development, New jersey: Prentice Hall International Inc., 1994.
[15] S. Sugiyono, Penelitian Kuantitatfi, Kualitatif dan R&D, Bandung: PT. Alfabet, 2016.
[16] S. Pressman, Rekayasa Perangkat LUnak: Pendekatan Praktisi, Yogyakarta: Andi, 2012.