Hubungan Pola Makan Yang Mengandung Purin Dengan Penyakit Asam Urat (Gout Hyperuricemia) Pada Orang Dewasa Di Kelurahan Karangrejo Sumbersari Jember
DOI:
https://doi.org/10.55606/klinik.v2i2.1258Keywords:
Asam Urat, Purin, Pola MakanAbstract
Gout Hyperuricemia atau penyakit Asam Urat dapat terjadi akibat penumpukan Purin dalam tubuh yang diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya makan makanan dengan kandungan Purin yang tinggi. Indonesia dianggap sebagai negara dengan pengidap Asam Urat tertinggi di dunia. Beberapa daerah di Indonesia telah diteliti dan menunjukkan hasil yang cukup tinggi. Salah satu pemicunya adalah konsumsi makanan dengan kadar Purin yang tinggi. Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan antara asupan makanan tinggi Purin dengan tingkat Asam Urat dalam tubuh masyarakat di Kelurahan Karangrejo Sumbersari Jember. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Responden penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 30 responden memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan 10 orang positif memiliki Asam Urat yang tinggi dan berpotensi terkena penyakit Asam Urat. Responden lain kadar Asam Uratnya tercatat rendah dan sebagian besar normal. Melalui sesi wawancara, diketahui bahwa alasan utama yang menjadi penyebab responden positif memiliki tingkat Asam Urat tinggi adalah dari Pola Makan yang tidak sehat, di mana mereka sering mengonsumsi daging jeroan dan makanan berlemak sehari-hari. Selain itu ditemukan alasan lain seperti kurangnya edukasi pencegahan dan penanganan potensi penyakit Asam Urat serta terbatasnya akses menuju puskesmas.
References
Alawuddin. 2011. “Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pola Makan Pasien Asam Urat.”
Damayanti, D. 2012. Mencengah Dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Araska.
Detik.com. 2017. “Angka Prevalensi Penyakit Gout Di Indonesia.”
Fadlilah, Siti, and Adi Sucipto. 2018. “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat Pada Masyarakat Dusun Demangan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.” Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta 5(1):295–301.
Fitriani, R., L. Azzahri Mufti, M. Nurman, and N. M. Hamidi Syarif. 2021. “Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat (Gout Artritis) Pada Usia Dewasa 35-49 Tahun.” Jurnal Ners 5(1):20–27.
Hambatara, S., A. Sutriningsih, and Warsono. 2018. “Hubungan Antara Konsumsi Asupan Makanan Yang Mengandung Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Desa Tulungrejo Kecamatan Ngantang.” Nursing News 3(1):719–28.
Ian Jason, Magtoto, Keiichi Muramatsu, Yasuhiro Tani, and Masato Kobayashi. 2022. “Atypical Erosive Tophaceous Gout with Severe Osteolysis around Multiple Joints of the Digits: A Case Report.” Journal of Orthopaedic Reports 1(4):100101. doi: 10.1016/j.jorep.2022.100101.
Krisnatuti, Yenrinna. 2014. Diet Sehat Untuk Penderita Asam Urat. Jakarta: Swadaya.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Savitri, D. 2017. Diam-Diam Mematikan, Cengah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: HEALTHY.
Setiabudi, H. 2012. Deteksi Dini, Pencengahan, Dan Pengobatan Asam Urat. Jakarta: Medpress Swadaya Group.
Simamora, Roymond Hamonangan, and Ellyanor Saragih. 2019. “Penyuluhan Kesehatan Terhadap Masyarakat: Perawatan Penderita Asam Urat Dengan Media Audiovisual.” JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat) 6(1):24–31. doi: 10.21831/jppm.v6i1.20719.
World Health Organization (WHO). 2017. Methods and Data Sources Global Burden of Disearse Estiamates 2000-2015.
Yunita, E. P., D. I. Fitriana, and A. Gunawan. 2018. “Associations between Obesity, High Purine Consumptions, and Medications on Uric Acid Level with the Use of AlloPurinol in Hyperuricemia Patients.” Indonesian Journal of Clinical Pharmacy 7(1):1–9.
Zairin, N. 2017. Gangguan Musculoskeletal. 2nd ed. Jakarta: Salemba Medika.