Manusia Egois: Max Stirner
DOI:
https://doi.org/10.55606/inovasi.v3i1.2503Kata Kunci:
Egoisme, Max Stirner, EksistensialismeAbstrak
Max Stirner merupakan seorang pencetus konsep egoisme. Dan dirinya bisa dibilang pendahulu dari para eksistensialis lainnya seperti Friedrich Nietzche dan Jean Paul Sartre. Namun sampai sekarang pembicaraan mengenai konsepsi dan pemikiran dari Max Stirner masih sangat kurang dibandingkan dengan pembicaraan para filsuf eksistensialis lainnya. Max Stirner sendiri mencetuskan bagaimana manusia kembali ke bentuk asalnya sebagai individu, dan dari gambaran individu ini muncul gambaran mengenai individu sebagai subjek yang diistilahkan dengan Sang Unik. Dari kurangnya pembicaraan mengenai Max Stirner tersebut membuat penulis memiliki ketertarikan untuk mengkaji bagaimana konsep manusia egois menurut Max Stirner. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, yang dari metode tersebut penulis mengambil data primer dan data sekunder. Dari rumusan masalah tersebut menghasilkan jawaban bahwa untuk menjadi individu Sang Unik, seseorang harus melepaskan nilai yang lebih yang mengikat pada dirinya, sebab Sang Uniklah pembuat nilai sejati untuk dirinya sendiri. Nilai yang lebih tersebut seperti: norma, asusila, negara, agama, dan nilai lebih yang memunculkan dominasi terhadap individu. Sedangkan relasinya dengan orang lain, Sang Unik sendiri tidak menutup kemungkinan untuk berinteraksi dengan dunia luar, sebab dari situ Sang Unik bisa mengukur eksistensialismenya. Namun relasinya dengan yang lain hanyalah sebatas sejauh mana hal itu menguntungkan bagi Sang Unik. Dalam hal ini Stirner lebih menganjurkan pembentukan Persatuan Para Egois yang di dalamnya merupakan para individu egois yang memiliki kepentingannya masing-masing untuk menciptakan nilai lebih dengan kendalinya masing-masing.
Referensi
David McLellan. (1973). Karl Marx: Life and Thought. New York: Harper & Row.
George J. Stack. (1999). Stirner, Max. In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 878-879. London: Cambridge University Press.
Hegel. (1797). A Fragment on Love.
Helin Asi. (2022). Menemukan Cinta di Dunia Keterasingan yang Mendalam. Indonesia: Talas Press.
Islam, R. C. (2020). Subjek Politik Egois Max Stirner. Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam, 5(2), 172-196.
J. Clark. (1976). Max Stirner’s Egoism. Freedom Press.
Jacob Blumenfeld. (2018). All Things are Nothing to Me The Unique Philosophy of Max Stirner. Winchester: Zero Books.
Jason McQuinn. (2012). Dalam Stirner’s Critics. LBC Books & CAL Press.
Khanan Saputra. (2023). Anarkisme Adalah Tujuan. Yogyakarta: Jejak Pustaka.
Marx & Engels. (1965). The German Ideology. Lawrence & Wishart Ltd.
Max Stirner. (2000). The Ego and Its Own. Cambridge: Cambridge University Press.
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Stirner, M., & Mackay, J. H. (1976). Kleinere Schriften und seine Entgegnungen auf die Kritik seines Werkes "Der Einzige und sein Eigentum". (No Title).